Kamis, 10 Februari 2011

Ekonomi

Nilai PDRB Kabupaten Indramayu tahun 2006 atas dasar harga berlaku sebesar 31.895,39 milyar rupiah dan tanpa migas sebesar 10.813,76 milyar rupiah. PDRB tahun 2006 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 8.304,132 milyar rupiah dan tanpa migas Rp 1.931,228 milyar rupiah.  
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, PDRB mengalami peningkatan masing-masing sebesar 35,20 persen dengan minyak dan gas bumi dan 21,74 persen tanpa minyak dan gas. Untuk kontribusi PDRB, sektor yang paling banyak memberikan persentase kontribusi terhadap total PDRB 2006 adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa, sektor keuangan, sektor persewaan dan jasa perusahaan, sektor bangunan dan terakhir sektor listrik, gas dan air bersih.
Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu sebesar 5,10 persen. Dari sembilan sektor yang ada pada PDRB, semua sektor menghasilkan pertumbuhan yang positif. Sektor yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah sektor Konstruksi/bangunan dengan kenaikan sebesar 14,20 persen. Dilanjutkan oleh kenaikan yang lebih kecil terletak pada sektor Perdagangan, Hotel & Restoran; Industri Pengolahan; Listrik, Gas & Air Bersih; Pengangkutan & Komunikasi; Jasa-Jasa; Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan; Pertanian. Kenaikan tersebut masing-masing 11,59; 8,59; 6,63; 5,56; 2,69; 2,05 dan 0,68 persen. Yang terakhir adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan angka kenaikan 0,30 persen.

Industri & Perdagangan

Lembaga Keuangan

Pada akhir tahun 2006 posisi dana simpanan bank umum dalam bentuk  rupiah tercatat sebanyak Rp 1.131.173.000.000 rupiah sedang valuta asing tercatat sebanyak Rp 6.460.000.000 rupiah. Sedang posisi kredit bank umum dalam bentuk  rupiah tercatat sebanyak Rp 1.385.569.000.000 rupiah sedang valuta asing tercatat sebanyak Rp 112.415.000.000 rupiah. Rasio pinjaman terhadap simpanan pihak ketiga adalah 1:1,32. Jika dilihat dari jenis penggunaannya maka kredit bank umum 53,00% digunakan untuk modal kerja, 6,66% untuk investasi dan sisanya sebanyak 40,33% digunakan untuk konsumsi. Dari total kredit yang diberikan 27,06 % digunakan oleh usaha kecil dan menengah. Sektor Ekonomi yang menggunakan kucuran kredit terbesar adalah sektor perdagangan dan pertanian masing-masing sebanyak 52,76% dan 38,47%.
Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Usaha Kecil Menengah jumlah koperasi di Kabupaten Indramayu sebanyak 732 Koperasi, 727 koperasi diantaranya merupakn koperasi primer sedang 5 koperasi sisanya adalah koperasi sekunder. Jumlah anggota koperasi di seluruh Kabupaten Indramayu tahun 2006 adalah 160.443 anggota. Dan ini berarti sekitar 9,39 % penduduk Indramayu adalah anggota koperasi. Dengan volume usaha dua kali lipat dari modalnya sendiri, volume usaha koperasi di tahun 2006 sebesar Rp. 123.464.702,-. dengan modal Rp. 62.080.537,- .
Industri
Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang kini banyak dilirik masyarakat sebagai sarana untuk berusaha dalam menghadapi era otonomi daerah. Keadaan ini bisa terlihat dari meningkatnya jumlah perusahaan industri di Kabupaten Indramayu, jumlah perusahaan industri besar sedang pada tahun 2006 tercatat sebanyak 31 unit usaha dari sekitar 380 perusahaan yang dibina Dinas Tenaga Kerja.
Ketenagakerjaan
Berdasarkan data dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja tahun 2006 jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan sebanyak 38.026 pencari kerja, dengan spesifikasi tingkat pendidikan yang bervariasi dari sekolah dasar sampai dengan lulusan sekolah menengah kejuruan.
Investasi
Jika dilihat dari segi investasi kurangnya investasi menyebabkan tersendatnya penyerapan tenaga kerja di wilayah Kabupaten Indramayu.  Pada tahun 2006 tercatat masuknya 1 investor PMDN dan 1 investor Non PMA/PMDN yang menyebabkan naiknya nilai investasi dari Rp. 790.661.000.000,- menjadi                    Rp. 831.771.000.000,-

Infrastruktur

ecara geografis Kabupaten Indramayu dilewati oleh Jalur Lintas Utara Pulau Jawa (Pantura), maka hal ini sangat menguntungkan Kabupaten Indramayu secara ekonomis, karena Pantura merupakan jalur distribusi utama di Pulau Jawa. Guna memetik keuntungan dari jalur distribusi tersebut tentulah sarana dan prasarana transportasi mutlak dibutuhkan.

Panjang Jalan
Prasarana transportasi yang berada di Kabupaten Indramayu secara umum digambarkan oleh keberadaan terminal dan kondisi jalan. Tercatat di  tahun 2006 terminal resmi yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 6 terminal, 2 terminal merupakan kategori Kelas B sedang sisanya Kategori Kelas C. Panjang jalan  merupakan salah satu syarat utama majunya suatu daerah, karena  akses ke  dan  dari luar  wilayah  semakin banyak.  Keadaan ini   secara signifikan  berpengaruh terhadap kemajuan daerah tersebut. Begitupun dengan  Kabupaten Indramayu yang dilewati oleh jalur distribusi Pantura.
Sampai dengan tahun 2006, panjang jalan di kabupaten Indramayu mencapai 956,720 Km, hal ini juga berlaku bagi kondisi jalan, 59,66% jalan berada dalam keadaan baik, sementara sisanya sebesar 19,01% berada dalam kondisi sedang, 10,40% dalam kondisi rusak dan 10,92% dalam keadaan rusak parah, yang berarti mengalami peningkatan pembangunan dari tahun sebelumnya, tercatat pada tahun 2005 12,74% jalan berada dalam kondisi rusak parah
Angkutan Darat

Angkutan darat merupakan sarana utama  yang ada di kabupaten Indramayu.  Sampai dengan tahun 2006 mobil angkutan penumpang jenis bis biasa yang beroperasi di kabupaten Indramayu berjumlah 459 unit. Dan pada jenis mobil penumpang, mobil angkutan barang, mobil angkutan penumpang, sepeda motor tercatat pada tahun 2006 masing-masing sebanyak 796, 3.938, 3.993 dan 94.803 unit.
Tertib lalu lintas akan meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Ditambah dengan kondisi pengemudi dan kendaraan memegang peranan tidak kalah penting dalam berkendaraan. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan yang relatif kecil pada kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah tugas Polres Indramayu. Peningkatan ini dapat dilihat dari kecenderungan naiknya jumlah korban jiwa yang diakibatkan oleh kecelakaan. Pada tahun 2005 tercatat 93 orang meninggal sedangkan pada tahun 2006 tercatat 108 orang yang meninggal, sementara jumlah kerugian material akibat kecelakaan juga naik yaitu Rp. 495.450.000,- di tahun 2005 menjadi Rp. 545.200.000,- di tahun 2006.
Transportasi Laut
Keberadaan transportasi laut di Kabupatren Indramayu hingga sekarang masih terbatas pada moda angkutan niaga dan perikanan. Dari data Kantor Pelabuhan Indramayu selama tahun 2006 tercatat sebanyak 1.620 unit kapal yang terdiri dari 1.318 kapal nelayan dan 302 kapal niaga berlabuh di Kabupaten Indramayu.

Sumber Daya Alam

Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang merupakan daerah sentra pertanian. Sektor pertanian menyumbang 13,37 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indramayu, penyumbang kedua terbesar setelah Sektor Industri (Migas). Selain itu data penduduk Indramayu berdasarkan sektor usaha utama menunjukkan 51,46 persen penduduk yang berusia diatas 10 tahun bekerja di sektor  pertanian (BPS, SAKERNAS 2005). Dari luas wilayah Kabupaten Indramayu yang tercatat seluas 204.011 Ha, 54,35 persennya merupakan tanah sawah. Melihat potensi yang ada maka sektor pertanian merupakan sektor yang patut mendapat perhatian lebih,  baik dari pihak pemerintah daerah maupun masyarakat pertanian sendiri.
Tanaman Pangan
Beberapa jenis tanaman pangan yang diusahakan di Kabupaten Indramayu,  antara lain padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Produksi terbanyak adalah padi sawah sebanyak 1.211.350,95 ton yang berarti mengalami penurunan sebanyak 4,22% dari 1.264.685,81 ton di tahun 2005. Luas panen yang mengalami kenaikan dari 195.254 Ha menjadi 198.749 Ha dipengaruhi oleh produktivitas yang menurun dari 64,77 kw/Ha ditahun 2005 menjadi 60,95 kw/Ha di tahun 2006.
Keadaan ini dapat dipahami karena luas areal untuk tanaman padi cukup luas jika dibandingkan dengan luas areal yang ditanami tanaman pangan lainnya yaitu seluas 110.877 Ha, sedangkan tanaman pangan lainnya berkisar antara 100 hingga 3.000 ha saja. Sedang untuk tanaman palawija Ubi kayu merupakan komoditas dengan produksi tertinggi diikuti oleh kedelai, jagung, kacang hijau, kacang tanah, ubi jalar.
Disamping tanaman pangan dengan padi sebagai primadona, Kabupaten Indramyu juga memiliki tanaman unggulan lainnya seperti mangga, pisang cabe merah, bawang merah, jagung serta kedelai. Tanaman perkebunan seperti kelapa, kelapa hibrida, kapuk, cengkeh, jambu mete, kopi, tebu dan melinjo juga diusahakan di Kabupaten Indramayu. 
Peternakan
Berdasarkan jenisnya peternakan dibedakan atas ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas. Jenis ternak besar yang cukup dominan di Kabupaten Indramayu adalah  sapi sebanyak  5.419  ekor, kerbau 1.747 ekor  dan  kuda sebanyak 152 ekor. Sementara ternak kecil yang cukup  dominan adalah domba sebanyak 130.007 ekor kemudian kambing sebanyak 54.000 ekor. Sedangkan jenis ternak unggas terbesar adalah ternak ayam kampung, dimana pada tahun 2006 mencapai 2.095.100 ekor disusul  itik sebanyak  829.791 ekor dan ayam ras sebanyak  610.178 ekor.
Perikanan
Sesuai dengan letaknya yang berada di pesisir pantai Indramayu merupakan salah satu Kabupaten penghasil ikan. Produksi ikan laut segar selama tahun 2006 mencapai 71.579,11, walaupun mengalami peningkatan produksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 67.359,10 ton, nilai produksi mengalami penurunan dari 129.686.808,79
Kehutanan
Realisasi pendapatan dari sektor kehutanan dan perburuan KPH Indramayu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 pendapatan dari sektor kehutanan dan perburuan mencapai nilai Rp. 17.225.028.641,- sedangkan pada tahun 2005 mencapai Rp. 16.303.371.000,- Dengan nilai terbesar dihasilkan dari kayu perkakas jati yang mencapai nilai  Rp. 15.634.194.326,- dan kemudian diikuti  dari minyak kayu putih sebesar Rp. 1.450.937.813,-. Sedang sisanya disumbang oleh kayu perkakas rimba, kayu bakar jati dan kayu bakar rimba.

Sosial Budaya

Keadaan sosial budaya suatu masyarakat adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang dapat dilihat secara kasat mata. Dari berbagai macam keadaan sosial budaya akan dirangkum dalam beberapa indikator, seperti indikator pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, serta agama.

Agama
Kehidupan beragama diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 dan Sila Pertama Pancasila. Kehidupan beragama dikembangkan dan diarahkan untuk peningkatan ahlak demi kepentingan bersama untuk membangun masyarakat adil dan makmur.
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu Kabupaten dengan mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam. Pada tahun 2006 penduduk yang beragama Islam tercatat sebanyak 1.686.244 jiwa, sedangkan sisanya tersebar pada empat agama lain seperti Protestan tercatat sebesar 2.719 jiwa, Katolik 1.710 jiwa, Hindu 132 jiwa, Budha 282 jiwa dan Konghucu sebanyak 23 jiwa. Jumlah tempat peribadatan umat Islam di tahun 2006 tercatat sebanyak 804 Masjid, 3.734 Langgar dan 279 Mushola. Tempat peribadatan lainnya tercatat sebanyak 17 Gereja Protestan, 10 Gereja Katolik dan 2 Vihara. Pondok Pesantren yang ada di Indramayu tersebar hampir di seluruh Kecamatan kecuali di Kecamatan Pasekan. Pada tahun 2006 tercatat sebanyak 120 Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Indramayu dengan jumlah santri sebanyak 36.010 orang.

Kesehatan Dan Keluarga Berencana
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut pondasi dasarnya adalah fasilitas kesehatan yang murah, representatif serta mudah diakses diharapkan dapat meningkatakan kesadaran untuk hidup sehat. Jumlah Puskesmas termasuk puskesmas pembantu di Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 116 unit. Jumlah paramedis yang bertugas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2006 tercatat sebanyak 677 orang. Banyaknya dokter yang melayani penduduk Indramayu tercatat sebanyak 63 dokter angka ini jauh dari angka yang ideal, di tahun 2006 tercatat proporsi dokter terhadap penduduk menunjukkan angka, 1 dokter per 27.128 penduduk. Sedang proporsi bidan terhadap pasangan usia subur menunjukkan angka 1 bidan per 1.680 pasangan usia subur.
Pelaksanaan imunisasi pada tahun 2006 cukup berhasil, hal ini disebakan oleh tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi bagi perkembangan kesehatan balita. Pencapaian imunisasi tertinggi pada pelaksanaan imunisasi TT.I yaitu sebanyak 36.269 dari total balita sedang pencapaian terendah pada imunisasi Hepatitis B 3 sebanyak 18.731 dari total balita. Status Gizi adalah Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Jumlah balita di Kabupaten Indramayu dengan gizi buruk sebesar 1.481 balita.
Pada tahun 2006 jumlah akseptor KB mengalami penurunan secara persentase dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur, pada tahun 2006 tercatat sebesar 269.131 akseptor dari 361.100 pasangan usia subur atau sebesar 74,53%. Sedang di tahun 2005 tercatat 243.661 akseptor dari 348.637 pasangan usia subur (69,89%).
Hasil pentahapan Keluarga Sejahtera yang dilakukan oleh Dinas KB tahun 2006 yang dilakukan menunjukkan Keluarga Miskin menurut Dinas KB 32,10%. Keluarga Miskin menurut data Dinas KB adalah keluarga yang termasuk kategori Prasejahtera Alasan ekonomi dan Non Alasan Ekonomi serta Keluarga Sejahtera I karena Alasan Ekonomi.

Pendidikan
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia adalah kemajuan dibidang pendidikan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu pada tahun 2006 untuk tingkat Sekolah Dasar jumlah sekolah tercatat sebanyak 878 dan murid sebanyak 195.087 orang. Kemudian di tingkat SMP jumlah sekolah tercatat sebanyak 131 dan murid sebanyak 57.379 orang. Sedangkan di tingkat SLTA jumlah sekolah tercatat sebanyak 45 dan murid sebanyak 15.172 orang. Dan untuk Sekolah Menengah Kejuruan tercatat memilik sekolah sebanyak 37 sekolah 12.380 orang murid.
Dari 12.888 orang guru yang berada di Kabupaten Indramayu sebanyak 7.535 atau 58,47% mengajar di institusi pendidikan dasar sedang sisanya sebanyak 41,53% mengajar di sekolah lanjutan (SLTA dan SMK).

SEJARAH INDRAMAYU



Sejarah putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Bengelen Jawa Tengah bernama Raden Wiralodra yang mempunyai garis keturunan Majapahit dan Pajajaran, dalam tapa baratanya di kaki Gunung Sumbing mendapat wangsit.
"Hai Wiralodra apabila engkau ingin berbahagia berketurunan di kemudian hari, pergilah kearah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala telah disana, berhentilah dan tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah disana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makmur serta tujuh turunanmu akan memerintah disana". Demikianlah bunyi wangsit itu.
R. Wiralodra ditemani Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana. Tokoh-tokoh lain dengan pendiri pedukuhan dimaksud adalah Nyi Endang Darma yang cantik dan sakti, Aria Kemuning putra Ki Gede Lurah Agung yang diangkat putra oleh Putri Ong Tien istri Sunan Gunung Jati. Ki Buyut Sidum / Kidang Pananjung seorang pahlawan Panakawan Sri Baduga dari Pajajaran, Pangeran Guru, seorang pangeran dari Palembang yang mengajarkan Kanuragan dengan 24 muridnya.
Pedukuhan tersebut berkembang dan diberi nama "Darma Ayu" oleh R. Wiralodra yang diambil dari nama seorang wanita yang dikagumi karena kecantikan dan tkesaktiannya "Nyi Endang Darma", serta dapat diartikan "Kewajiaban Yang Utama" atau "Tugas Suci".
Pedukuhan Cimanuk yang diberi nama "Darma Ayu" yang kemudian berubah menjadi "Indramayu", setelah terbebas dari kekuasaan Pajajaran pada tahun 1527, diproklamirkan berdirinya oleh R. Wiralodra pada hari Jum'at Kliwon tanggal 1 Muharram 934H atau 1 Sura 1449 dan jatuh pada tanggal 7 Oktober 1527. Titimangsa tersebut resmi sebagai Hari Jadi Indramayu.
Setelah 1527, Daerah Indramayu terbagi dalam tiga propinsi meliputi :
Propinsi Singapura, meliputi sebelah timur sampai Sungai Kamal.
Propinsi Rajagaluh, meliputi daerah tengah sampai Jati tujuh.
Propinsi Sumedang, meliputi bagian barat sampai Kandanghaur.
Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni.
Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada masa ini berada dalam kekuasaan kerajaan Demak. Tahun 1546 menjadi bagian kesultanan Cirebon.
Tahun 1615 sebelah timur Sungai Cimanuk menjadi bagian keultanan Cirebon dan bagian baratnya ermasuk dalam wilayah kerajaan Mataram.
Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni. Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada zaman kompeni menjadi ajang masuk pertempuran segitiga antara kompeni, Mataran dan Banten. Tahun 1706, Indramayu jatuh kedalam kekuasaan kompeni Belanda seluruhnya seperti halnya dengan daerah-daerah lain, Indramayu mempunyai perjalanan yang sama berada dalam kekuasaan penjajahan.